Dikejar Orangtua Siswa Soal Dana PIP, Kepala SDN Inahasa Matim Janji Segera Ajukan Pencairan ke Bank

Ilustrasi Siswa Penerima Kartu Indonesia Pintar - Foto: Net

Borong, Okebajo.com – Kepala Sekolah (Kepsek) Dasar Negeri (SDN) Inahasa, Arnoldus Nabur, akhirnya buka suara perihal dana bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) yang dikeluhkan orangtua siswa sekolah tersebut.

Menurut Arnoldus, dana bantuan PIP para siswa tersebut urung diajukan proses pencairannya ke Bank lantaran pihaknya disibukkan dengan berbagai urusan kepentingan dinas, salah satunya terkait seleksi OSN siswa tingkat gugus untuk diutus ke tingkat kecamatan.

“Kami masih simpan di sekolah dia punya buku tabungan, karena kemarin itu berbagai urusan dinas sehingga saya sedikit urungkan untuk proses pemberkasanya karena untuk pemberkasannya harus kita siapkan oleh sekolah, lalu dilaporkan ke bank”, kata Arnoldus via sambungan telephone selluler, Sabtu (25/3).

Meski Arnoldus mengakui jika buku rekening tabungan dana bantuan PIP siswa itu masih tersimpan di sekolah berdasarkan kesepakatan. Namun, dugaan yang menyebut jika dana PIP siswa tersebut bisa saja sudah dicarikan dan sengaja tidak disalurkan ke siswa, dibantah Arnoldus.

“Terkait bahwa saya sudah mencairkan uangnya, menurut saya itu, saya sebagai guru yang sangat bodoh jadinya. Biasanya harus ada surat kuasa dari siswa kalau memang itu dicairkan oleh sekolah. Kami semua bersepakat untuk disimpan di sekolah. Kalau semua pemberkasanya selesai, lalu diteruskan akan dibawa ke bank”, tegasnya.

Sebelumnya, jelas Arnoldus, dana bantuan untuk siswa kelas VI yang kini sudah duduk di bangku SMP, diketahui masuk rekening usai para siswa bersama orangtuanya melakukan pengecekan di bank.

Dasar itu, buku rekening tabungan siswa kemudian diserahkan orangtua ke sekolah agar bisa dicairkan.

“Uang itu kemarin sudah masuk waktu mereka sudah masuk SMP, bukan saat mereka masih di SD. Uang itu saya tahu masuk rekening setelah mereka sendiri yang cek, bukan saya. Karena sebelumnya mereka ada daftar namanya masuk uang, mereka yang pegang itu buku tabungan, setelah itu baru mereka (orangtua siswa,red)serahkan ke kami”,

Kepsek Arnoldus Janji Segera Ajukan Proses Pencairan Minggu Depan

Kepsek Arnoldus lalu berjanji akan segera mengajukan proses pencarian dana bantuan PIP siswa tersebut secepatnya.

Jika tidak ditemukan kendala saat proses pencairan di Bank, kata Dia, maka bisa diperkirakan dana bantuan itu diserahkan kepada siswa atau orangtua siswa bersangkutan pada Rabu mendatang.

“Sekitar hari Selasa saya uruskan semua pemberkasannya lalu itu dibawa ke bank. Soalnya masuk di bank ini tidak ada prioritas. Kalau persediaan uangnya pas bisa langsung dicairkan saat itu”, katanya.

Kepsek Arnoldus juga membantah terkait informasi yang mengatakan dirinya jarang masuk sekolah. Sebagai kepala sekolah, kata dia, berbagai urusan dinas mengharuskan dirinya tidak harus selalu berada di sekolah.

“Sebagai kepala sekolah tentunya banyak urusan dinas yang semestinya saya tidak harus ke sekolah, kadang saya harus ke tingkat kecamatan, ke tingkat gugus dan bahkan kabupaten sehingga terkesan bahwa saya tidak ke sekolah. Sebenarnya tugas kami sebagai kepala sekolah bukan hanya kepala sekolah saja”, tutupnya.

Menanggapi kasus itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Kabupaten Manggarai Timur, Basilius Teto, mengaku secepatnya akan mengunjungi sekolah tersebut guna memastikan kebenaran informasi soal bantuan dana PIP itu.

“Terima kasih informasinya. Kami akan segera turun lapangan”, cetus Kadis Basilius.

Sebagaimana diberitakan, dana bantuan
Program Indonesia Pintar (PIP) dari 11 siswa SDN Inahasa, yang berlokasi di Hedok, Dusun Watu Hedok, Desa Satar Punda Barat, Kecamatan Lamba Leda Utara, Kabupaten Manggarai Timur, dipersoalkan para orangtua siswa lantaran tak kunjung disalurkan pihak sekolah.

Orangtua mempertanyakan mengapa kepsek Arnoldus tidak mencairkan uang itu ke bank, ataukah uangnya sudah dicairkan namun tidak diberikan kepada siswa penerima bantuan.

Dasar dugaan yang disampaikan para orangtua siswa jelas, sebab buku rekening bantuan PIP dari sedikitnya berjumlah 11 orang siswa sasaran hingga kini masih dipegang oleh kepala sekolah itu sendiri, padahal siswa tersebut saat ini sudah duduk di bangku SMP.

Pengakuan Orangtua Siswa

Menjamurnya buku rekening di tangan kepala sekolah memicu para orangtua berani menelusuri ada tidaknya dana bantuan masuk ke rekening atasnama anak mereka.

Para orangtua lalu meminta buku rekening itu di kepala sekolah, lalu mengeceknya dengan mendatangi para petugas Bank BRI.

“Tahun lalu sekitar bulan April atau Mei saya ke Bank membawa buku rekening untuk mengecek uang PIP anak saya yang masuk. Dapat anak saya pak, uang sekitar Rp650.000”, kata Hilarius Junai, ayah seorang siswa bernama Ledwina Heltinai, dalam wawancaranya dengan wartawan Okebajo.com di kampung Hedok, belum lama ini.

Karena tidak membawa berkas pendukung proses pencairan, lanjutnya, pihak BANK lalu menyuruh dia untuk meminta surat rekokendasi dari kepala sekolah terkait adanya bantuan itu.

“Begitu saya meminta untuk dicairkan, petugas Bank meminta surat keterangan dari kepala sekolah. Keesokan harinya saya langsung menemui bapak kepala sekolah di Dampek untuk meminta surat itu. Dia kasih suratnya, tetapi sesampainya saya di Bank, petugas mengatakan tidak bisa dicairkan oleh orangtua murid dan harus kembali ke kepala sekolah”, beber Hila.

Karena bingung akan hal itu, Hila akhirnya mengalah dan kembali menyerahkan buku rekening itu ke kepala sekolah dengan berharap kiranya kepala sekolah bisa berupaya mencairkan dana bantuan itu ke Bank.

“Karena itu, saya mengalah dan sampai sekarang uang itu masih di rekening. Kami sudah kumpul buku rekening sampai saat ini anak kami sudah duduk di bangku SMP, buku itu masih ada di kepala sekolah”, terangnya.

Senada disampaikan orangtua lainnya yang mengaku heran lantaran anak mereka tidak menerima uang bantuan itu, padahal buku rekening ada dan masih dipegang oleh kepsek.

“Termasuk anak saya tidak terima. Buku rekeningnya masih dipegang oleh kepala sekolah. Sebenarnya menurut saya, masuk atau tidaknya uang bantuan itu harus diinformasikan ke kami dan buku itu dikembalikan. Biar pun anak saya sudah di bangku SMP, kalau uang itu masuk, bisa menutupi uang sekolah dari adiknya yang saat ini masih SD”, kata ibunda dari siswa bernama Wilinardus Riki.

“Sama pak. Buku rekening atanama anak saya juga pak masih ditangan kepala sekolah. Dia sekarang sudah kelas satu SMP”, cetus Dominikus Iku, orangtua dari siswa bernama Veronika Vila.

Dasar itu, mereka pun meminta kepala sekolah segera mengembalikan buku rekening atasnama anak-anak mereka serta berharap segera menginformasikan terkait ada tidaknya uang bantuan itu masuk ke rekening.

Selain itu, orangtua siswa juga berharap agar pihak dinas PPO Kabupaten Manggarai Timur segera mengambil tindakan untuk menelusuri dana bantuan PIP dari anak-anak mereka ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *