Warga Golo Lujang Soroti Listrik yang Tak Kunjung Nyala dan Rencana Kunker Bupati Edi Endi

Avatar photo
Warga Golo Lujang Soroti Listrik yang Tak Kunjung Nyala dan Rencana Kunker Bupati Edi Endi
Sejumlah warga Desa Golo Lujang, Kecamatan Boleng, Manggarai Barat yang sedang menantikan aliran listrik dari PLN yang telah dijanjikan. Foto/Rikar Nompa

Labuan Bajo, Okebajo.com – Warga di sejumlah kampung di Desa Golo Lujang, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus menantikan aliran listrik yang telah dijanjikan. Sudah tiga bulan berlalu, namun listrik tak juga menyala di enam kampung yang sudah dipasangi instalasi listrik, yaitu Kampung Kaung, Ngaet, Lesem, Ndari Leso, Kombak, dan Pelus.

Kekecewaan Warga

Banyak warga yang sudah membayar biaya instalasi listrik termasuk meteran kepada vendor rekanan PLN. Mereka dijanjikan bahwa listrik akan menyala paling lambat Juli 2024. Namun, hingga Agustus 2024, listrik belum juga menyala.

Lipus Noho, ketua RT setempat, menyampaikan kekecewaannya,

“Perjanjian bahwa paling cepat bulan Juni, paling lambat bulan Juli. Sekarang kita tunggu juga pada hal kita sudah bayar semua meteran, lunas semua yang lain. Yang belum juga baru setengah, sudah injak di bulan Agustus belum ada nyalanyala”, katanya kepada wartawan, Senin (5/8) siang.

Penantian Panjang Warga

Lipus mengungkapkan bahwa warga Kampung Ka’ung sudah puluhan tahun menantikan kehadiran listrik. Pada bulan April 2024, warga merasa legah ketika PLN melakukan sosialisasi untuk pembangunan jaringan listrik di wilayah tersebut.

Namun, kata dia, kegembiraan itu beralih menjadi kekecewaan karena PLN tidak menepati janji yang telah disepakati bersama.

“Pada bulan April (2024) ada sosialisasi tentang PLN, kami juga senang luar biasa, sekarang kita sudah senang luar biasa. Karena petugas PLN bilang kalau semua tanaman-tanaman di pinggir jalan digusur, maka kayu yang tidak bisa disensor bahkan buang saja begitu. Sekarang kita juga rasa kecewa, mau bilang apa karena kita butuh nyala, butuh terang,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan tokoh adat setempat, Leonardus Ludung (82). Ia menjelaskan bahwa perjanjian awal dengan pihak vendor adalah ketika uang telah dibayar setengah, maka listrik bisa dinyalakan. Hingga kini, meski hampir semua warga telah membayar, listrik belum juga menyala.

“Aku Tu’a Golo Ka’ung, jadi begitu beheng jaong de vendor ga, eme kete lampu bayar setengah, eme poli kete lampu bayar taung. Gereng kete toe tara kete. Data iwod ga, susul soga seng, data iwon toe mak tara kete. (Saya Tua Golo Kaung, belum lama ini, vendor menyampaikan ketika uang telah dibayar setengah, maka listrik menyala, kemudian akan dibayar lunas setelah listrik menyala. Tunggu menyala belum juga menyala, sementara yang lain menyusul melakukan pembayaran),” ujar Leonardus meniru perkataan vendor dengan dialeg setempat.

Ia menjelaskan sejak bulan Mei 2024 hingga sekarang listrik di kampung itu belum juga menyala. Ia pun mempertanyakan alasan pihak PLN terkait lambatnya proses tersebut.

“(Sejak) bulan empat beheng, bulan lima, bulan enam toe tara kete. Sehingga keten toe tara kete ho gaw. Sementara beheng eme toe lunas taung seng toe kete, woko lunas seng toe tara kete, (Sejak bulan empat, bulan lima, bulan enam belum juga nyala. Sehingga tunggu nyala belum juga nyala. Sementara dulu perjanjiannya kalau belum lunas uang maka listrik belum nyala. Tapi ketika uang sudah lunas, listrik belum juga nyala),” pungkasnya.

Spekulasi Mengenai Penyebab, Warga Sebut Tunggu Bupati Manggarai Barat Baru Nyala

Warga menduga listrik belum menyala karena menunggu kunjungan Bupati Mabar, Edistasius Endi, untuk melakukan penyalaan perdana.

Leonardus menyebutkan bahwa ada informasi lain dari Pemerintah Desa Golo Lujang terkait mandek belum nyalanya listrik di wilayah itu.

Ia membenarkan bahwa Informasi itu ada dugaan listrik di sejumlah anak kampung tersebut belum nyala karena tunggu Bupati Mabar, Edistasius Endi, baru melakukan penyalaan perdana. Ia juga mengatakan, pihaknya belum mengetahui kepastian kapan waktu terkait kunjungan bupati tersebut.

Sementara, kata dia, terkait mandeknya penyalaan listrik tersebut tidak ada hubungannya dengan bupati.

“Tuun aw, hitu gaw nggoo, sebenar na jaong ga sebenarnya kete jaong data do ho, landing na olong mai bupati mai te kete lampu ho (betul itu, sebenarnya begini, semua orang bilang harus nyala sudah sekarang, hanya saja tunggu datang bupati baru nyala listrik di sini),” kata Tua Golo Leonardus Ludung.

“Tema bae tanggal gami, olo mai bupati po kete lampu gereng undangan lami wa mai, le kepala. Sehingga nggoo jaong gami apa pautan listrik agu bupati. Menurut gami ata beon ini merupakan proyek, kete lampu bajar seng. Sejaong kole bupati na olo kunjungan aku neka wong kete, apa halang sehitu, hitu koe segami na (tanggal kunjungan kami tidak tahu, tunggu Bupati baru nyala, tunggu undangan dari kami melalui kepala desa. Sehingga menurut kami tidak ada hubungannya dengan bupati. Menurut kami di kampung ini merupakan proyek, listrik nyala uang dibayar. Menanti kunjungan bupati listrik baru bisa nyala apa maksudnya?),” tegasnya.

Selain itu, informasi lain, kata Leonardus, Kepala Desa Golo Lujang minta uang di masyarakat untuk kunjungan bupati.

“Tuun hitu, tapi tema realisasi lami, tema tiban. Tapi  Informasi hitu lewat kepala jaong na. Harapannya kami, ai danong ami rindu na PLN hitu, sehingga janji na janji ho ga, oned seng ga toe tara kete lampu ( betul itu, tapi kami tidak realisasikan, kami tidak terima. Informasi itu dari kepala desa katanya. Harapan kami, karena dari dulu kami sangat merindukan kehadiran PLN, janji tinggal janji, sementara uang sudah stor, tapi listrik juga belum nyala),” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Golo Lujang, Yohanes Sofiani mengaku bahwa usulan untuk hadirnya jaringan listrik di desa itu sejak tahun 2023 lalu, pasca dirinya baru saja menjabat sebagai kepala desa.

Ia menyatakan bahwa keluhan masyarakat terkait mandeknya proses penyalaan listrik tersebut sudah diketahui pemerintah desa. Dirinya mengaku tidak alasan listrik tersebut belum nyala hingga sekarang.

Ia menjelaskan bahwa instalasi seperti meteran di desa itu sebagian besar telah terpasang.

“Ada sebagian yang sudah pasang ada yang belum, tapi sebagian besar sudah terpasang semua. Kalau keluhan itu sudah disampaikan kepada saya. Saya juga tidak tau, saya hanya tau mengusulkan bagiamana PLN itu bisa hadir ke sini. Dan sekarang PLN itu sudah ada, tiang listrik itu sudah ada semua tinggal hidup on off itu saja,” imbuh Kades Yohanes.

Saat ditanya terkait apakah sudah pernah melakukan komunikasi dengan vendornya atau tidak, pasca pemasangan instalasi, ia menyebut akhir-akhir ini baik PLN maupun vendor belum melakukan komunikasi.

“Ada tiga itu yang masuk jalur desa, hanya saya lupa dia punya nama-nama vendornya. Salah satunya kemarin PT Lamahala, PT Lamahala itu yang sebagian besar di sini dan sudah jalan semua,” kata Yohanes

Disebutkannya bahwa memang pada saat penyampaian sosialisasi awal ketika pembayaran meteran telah dilakukan, maka listrik akan menyala.

“Itu yang kami tidak tau kenapa sampai sekarang tidak nyala,” imbuhnya.

Kades Bantah Informasi Tunggu Bupati Baru Nyala Listrik

Yohanes membantah terkait soal informasi yang menyebutkan tunggu Bupati Edistasius Endi baru dilakukan penyalaan perdana.

Kendati demikian, dirinya membenarkan dalam waktu dekat ada rencana bupati akan melakukan kunjungan ke Desa Golo Lujang. Akan tetapi, kata dia, kunjungan tersebut merupakan kunjungan kerja.

“Kalau soal kunjungan Bupati memang betul. Ada rencana kunjungan ke Desa Golo Lujang, tapi rencana kunjungan kerja. Saya tidak tau soal itu, karena kita semua belum tau apa dia punya program agendanya apa. Paling hanya berdasarkan isu saja bahwa pada saat dia datang ke Desa Golo Lujang untuk menyalakan listrik. Apakah seperti itu dia punya tujuan kunjungannya belum tau, hanya tujuan kunjungan kerja. Ini baru rencana, saya belum atur kapan jadwalnya tergantung dari dia (Bupati),” jelasnya.

“Hanya lewat kecamatan saja bahwa ada rencana dari Bupati untuk melakukan kunjungan ke Desa Golo Lujang, secara lisan. Kalau dalam bentuk surat menyurat tidak ada,” lanjutnya.

Kades Minta Uang untuk Persiapan Kunjungan Bupati

Yohanes tak menampik terkait meminta sumbangan ke warga untuk mempersiapkan kunjungan bupati. Ia mengklaim upaya itu bagian dari inisiatif kepala desa selaku tuan rumah dan tidak dipaksakan.

“Kalau itu betul itu, hitu ga tegi bantuan gaku, saya sebagai tuan rumah yang baik, itu istilahnya kan tidak dipaksakan harus, bukan dari Bupati. Itu inisiatif saya, kan saya yang menjadi tuan rumahnya kunjungan itu,” akunya.

Secara post anggaran, kata dia, tidak ada anggaran khusus di APBDES terkait kunjungan orang nomor satu tersebut.

“Sehingga saya berinisiatif. Kalau sebagai tuan rumah yang baik ya harus melayani dengan baik juga, akhirnya saya minta bantuan. Tapi belum ada yang terkumpul sampai sekarang. Itu juga tidak dipaksakan, saya hanya kasih batas waktu kemarin sampai hari Jumat, kalau sudah lewat dari hari Jumat ya saya harus sampaikan sudah, tinggal itu caranya saya menyelesaikannya seperti apa,” ungkapnya.

Bahkan dirinya menyebut meminta uang kepada warga untuk mengetahui sejauh mana kepedulian masyarakat terhadap pemerintah. Apalagi, kata dia, selama ini semua administrasi di desa dilayani secara gratis dan tidak ada biaya.

“Saya juga mau tau, karena selama ini kan begini semua administrasi di desa itu saya kasih gratiskan, tidak pernah biaya. Saya mau tau seperti apa tanggapan masyarakat ketika desa itu meminta bantuan kepada masyarakat,” kata Kades Yohanes.

Ketika ditanya terkait kenapa harus dibebankan kepada desa ketika ada kunjungan bupati, ia menyebut hal itu atas inisiatifnya sendiri.

“Tidak dibebankan kepada desa, tidak seperti itu, hanya memang ini rencana kunjungan. Inisiatif saya sebagai kepala desa. Tentu aku sebagai kepala desa ho ome mai hia diang terlepas seperti apa dia punya inikan kita tidak tau, baru rencana sebagai tuan rumah yang baik saya harus mempersiapkan diri dengan baik,” imbuhnya.

Respon PLN

Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Kelistrikan (UPPK) Felores, Albertus Koko, saat dikonfirmasi wartawan, Selasa siang, menyatakan bahwa telah menyelesaikan tugasnya untuk pembangunan jaringan listrik di desa itu dan sudah dilakukan uji tes.

Sementara, kata dia, untuk pengoperasian merupakan tanggung jawab Unit Layananan Pelanggan (ULP) PT. PLN (Persero) Labuan Bajo.

“Jadi untuk pembangunan jaringan disisi kami sebagai UP2K itu sudah selesai, nah untuk pengoperasian itu di ULP, terserah nanti ULP mau mengoperasikan kapan, pada saat pasang baru hasilnya itu nanti dilakukan ULP, ULP Labuan Bajo,” ungkapnya.

“Kami kan udah membangun, sudah mengetes. Artianya sudah siap, dari sisi kami jaringannya sudah siap. Terkait pengoperasian itu tergantung dari proses pasang barunya, udah selesai atau belum. Kalau sudah oke ya, nanti operasinya dari ULP,” lanjutnya

Respon (1)

  1. Kejadian serupa juga terjadi di kecamatan Lembor Selatan di dua wilayah desa.
    Instalasi listrik sudah dilakukan beberapa bulan lalu, tapi listrik yang dinantikan tak kunjung menyala.
    Mohon disuarakan bang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *