Kupang | Okebajo.com | Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rahmatulloh Adji menjelaskan prakiraan musim kemarau 2023, La Nina Berakhir. Musim kemarau akan datang lebih awal dan berpotensi El Nino lemah.
Prakiraan tersebut berdasarkan
hasil evaluasi perkembangan musim hujan 2022/2023 pada awal September 2022 dan hasil pemantauan hingga Februari 2023 menunjukkan 100% zona musim (ZOM) NTT telah mengalami musim hujan.
La Nina diprediksi segera beralih menuju netral
Rahmatulloh Adji dalam Siaran Pers BMKG NTT pada Selasa, 28 Maret 2023 menjelaskan bahwa secara umum sebagian besar ZOM memasuki musim hujan pada bulan Oktober hingga November 2022 serta mengalami puncak pada Februari 2023.
Hingga Februari 2023, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik menunjukkan La-Nina lemah masih berlangsung, namun dengan indeks yang mendekati ambang batas normal yaitu -0,52.
Sedangkan di Samudera Hindia, pemantauan suhu muka laut menunjukkan kondisi netral.
Fenomena LaNina diprediksi akan segera menuju netral pada periode Maret 2023 dan terus bertahan hingga akhir semester pertama 2023.
Pada semester kedua, terdapat peluang sebesar 50-60% bahwa kondisi netral akan beralih menuju fase El Nino lemah. Sementara itu, kondisi IOD diprediksi akan tetap netral hingga akhir tahun 2023.
Kapan awal musim kemarau 2023 ?
Rahmatulloh Adji menjelaskan bahwa awal musim kemarau umumnya berkait erat dengan peralihan angin baratan (Monsun Asia) menjadi angin timuran (Monsun Australia).
“BMKG memprediksi awal musim kemarau terjadi seiring aktifnya Monsun Australia pada April 2023 yang akan dimulai dari wilayah Nusa Tenggara dan Bali”, ungkap Adji.
Dari total 28 ZOM di NTT, sebanyak 27 ZOM (96,43%) diprakirakan akan mengawali musim kemarau pada April 2023. Sedangkan untuk 1 ZOM (3,57%), awal musim kemarau terjadi pada Mei 2023.
“Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologis, awal musim kemarau (periode 1991-2020), maka awal musim kemarau 2023 di NTT diperkirakan maju pada 13 ZOM (46,43%) sama dengan normalnya pada 8 ZOM (28,57%) dan mundur pada 7 ZOM (25,00%)”, urai Adji.
Dia menyebutkan wilayah yang awal kemaraunya diprediksikan maju, yaitu sebagian kecil Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, sebagian Kabupaten Flores Timur, Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Timur, Rote Ndao, sebagian kecil Kabupaten Kupang, sebagian besar Kabupaten Timor Tengah Selatan, sebagian kecil Kabupaten Timor Tengah Utara, sebagian besar Kabupaten Belu dan sebagian Kabupaten Malaka.
Bagaimana sifat hujan pada musim kemarau ini ?
Adji menjelaskan, apabila dibandingkan terhadap rerata klimatologis (periode 1991-2020), maka secara umum musim kemarau 2023 diprediksikan bersifat ‘Bawah Normal’ (musim kemarau lebih kering, yaitu curah hujan lebih rendah dari reratanya) sebanyak 16 ZOM (57,14%), namun terdapat 4 ZOM (14,3%) yang diprediksikan akan bersifat ‘Atas Normal’ (musim kemarau lebih basah, yaitu curah hujan lebih tinggi dari reratanya) dan sejumlah 8 ZOM
(28,57%) diprediksikan akan bersifat ‘Normal’ NORMAL atau sama dengan rerata klimatologisnya.
Adji kembali menyebutkan wilayah yang diprediksi mengalami sifat musim kemarau di bawah normal yaitu sebagian kecil Kabupaten Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, sebagian Kabupaten Flores Timur, K
Lembata, Alor, Sumba Barat Daya,
Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Timur, Sabu Raijua, Rote Ndao, sebagian kecil Kabupaten Kupang, sebagian besar Kabupaten Timor Tengah Selatan, sebagian kecil Kabupaten Timor Tengah Utara, sebagian besar Kabupaten Belu dan sebagian Kabupaten Malaka.
Kapan puncak musim kemarau tahun 2023 ?
Adji mengatakan, puncak musim kemarau 2023 di wilayah NTT diperkirakan umumnya terjadi pada Agustus 2023 sebanyak 17 ZOM (60,71%).
Namun demikian, terdapat beberapa wilayah yang mengalami puncak musim kemarau pada Juli 2023 sebanyak 5 ZOM (17,86%) dan September 2023 sebanyak 6 ZOM (21,43%).
Kesimpulan prakiraan musim hujan 2022/2023
Adji menyimpulkan bahwa musim kemarau pada tahun 2023 umumnya akan tiba lebih awal dibandingkan dengan biasanya.
Curah hujan yang turun pada periode musim kemarau 2023 diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya.
Meskipun demikian ada beberapa
daerah yang diprediksi mengalami curah hujan yang lebih tinggi dibandingkan biasanya.
“Periode puncak musim kemarau diprediksi umumnya terjadi di Agustus 2023”, kata Adji.
Rekomendasi menghadapi musim kemarau 2023
Kepala Stasiun BMKG NTT itu kemudian menyampaikan beberapa rekomendasi kepada para pihak dalam menghadapi musim kemarau 2023 ;
BMKG menghimbau kepada Pemerintah Daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang mengalami sifat musim
kemarau bawah normal (lebih kering dibanding biasanya).
Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan
lahan, dan kekurangan air bersih.
Pemerintah Daerah dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada akhir musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.
“Mari kita jadikan informasi prakiraan musim kemarau 2023 ini sebagai bentuk peringatan dini (early warning) untuk dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan dalam aksi dini (early action), sehingga upaya pencegahan dapat terus diprioritaskan dengan tetap adanya penanggulangan bila bencana tetap terjadi”, imbau Rahmatulloh Adji **